Selasa, 30 Juni 2009

KYUSEI NATURE FARMING : FILOSOFI PERTANIAN MOKICHI OKADA

I. Prinsip dan Filosofi

Kyusei dalam bahasa jepang berarti menjaga dunia, Kyusei Nature Farming (Kyusei Shizen Nogyo) dapat diartikan sebagai suatu "cara bertani yang tidak merusak ekosistem alami untuk menghasilkan produk pertanian yang sehat, tanpa menggunakan pestisida kimia dan pupuk kimia "
Penerapan Kyusei Nature Farming hampir sama dengan pertanian organik (organik agriculture) dan pertanian alami (nature farming), yang sama-sama mempunyai tujuan untuk menghasilkan produk pertanian yang sehat, bebas polusi zat kimia dengan hasil yang optimum.

Pada thun 1930, sewaktu pupuk kimia, pestisida kimia, hormon dan zat pengatur pertumbuhan tanaman digunakan secara luas dalam dunia pertanian.
Mokichi Okada mencium suatu keadaan yang membahayakan akibat penggunaan zat kimia tersebut bagi kesehatan manusia, hewan serta menimbulkan gangguan terhadap keseimbangan ekosistem di dalam dunia pertanian itu sendiri, yang akhirnya dapat menimbulkan bencana bagi umat manusia berupa penyakit dan kekurangan pangan.

Mokichi Okada meramalkan bahwa " metode pertanian yang meremehkan tenaga tanah, tanaman dan alami akhirnya akan merusak kondisi tanah dan lingkungan budidaya tanaman. memberikan efek yang tidak baik terhadap kesehatan mental dan dan fisik manusia, serta menciptakan krisis baru terhadap umat manusia. Prinsip Kyusei Nature Farming adalah belajar dari tenaga besar alam, yang lebih besar dari apa yang diketahui oleh manusia, dan membiarkan tanah menunjukkan kemampuannya secara penuh dengan memeliharanya secara baik

Mokichi Okada mengusulkan suatu metode pertanian alami model Kyusei yang sangat bertentangan dengan pertanian modern. Pada waktu itu tentu saja hal tersebut sangat ditolak keberadaannya oleh sebagian besar ahli pertanian dan petani.
Bagaimana mungkin kita harus menunggu tenaga besar alam untuk menghasilkan produk pertanian, sementara perut kelaparan dan telah terlihat dengan jelas bahwa tanaman yang diberi pupuk kimia memeberikan respon yang sangat positif bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, demikian pula hama atau penyakit tanaman yang diberi perlakuan pestisida kimia pasti musnah dibuatnya.

Ternyata apa yang diramlkan oleh Mokichi Okada terbukti kebenarannya, setelah manusia berusaha untuk menghasilkan produk pertanian dengan jalan menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia secara besar-besaran dalam dunia pertanian. Walaupun produksi dapat ditingkatkan lebih dari 25 % dalam jangka pendek, akan tetapi dalam jangka panjang akumulasi pupuk kimia dan pestisida kimia tersebut dapat menurunkan produksi pertanian secara kualitas dan kuantitas, bahkan lebih drastis lagi kondisi tanah dan lingkungan budidaya tanaman tidak bisa lagi ditanami suatu jenis tanaman tertentu karena akumulasi residu zat kimia di dalam tanah, serta timbulnya jenis penyakit dan hama baru yang menyerang tanaman.

Prinsip yang telah digariskan oleh Mokichi Okada dalam penerapan Kyusei Nature Farming adalah :

1. Harus mampu menghasilkan bahan pangan yang superior untuk peningkatan kesehatan manusia
2. Harus menguntungkan secara material dan secara spiritual kepada petani dan konsumen
3. Harus dapat menghasilkan produk pertanian yang berkesinambungan dan gampang dipraktekan oleh setiap orang
4. Harus seiring dengan alam dan menjaga lingkungan
5. Harus mampu menghasilkan bahan makanan yang cukup untuk kebutuhan seluruh umat manusia

Berpedoman dari prinsip tersebut Mokichi Okada percaya bahwa :

"Dunia dapat menjadi bahagia dan sejahtera, tanpa perang dan kekerasan bila penyakit, kemiskinan dan konflik didunia itu dihilangkan".

Sejarah telah membuktikan bahwa salah satu penyebab dari peperangan dan kemiskinan pada umat manusia adalah tidak cukupnya bahan makanan atau proporsi bahan makanan yang tidak seimbang antara kelompok yang kaya dan yang miskin.

II. Aplikasi

Untuk mencapai hasil yang optimum dalam penerapan Kyusei Nature farming adalah :
1. penginokulasian mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman, pada tanah dan organ tanaman secara kontinyu.

2. Penggunaan mulsa untuk menyetabilkan suhu tanah dan mengurangi pertumbuhan gulma.

3. Pengolahan tanah secara minimum (minimum tillage) atau tanpa pengolahan tanah (zero till age)

4. Pergiliran tanaman dan sistim tumpang sari.

5. Pengendalian secara biologis dan fisik terhadap serangan hama dan penyakit tanaman, serta memanipulasi iklim mikro untuk menghambat serangan hama /penyakit tanaman.

6. Penambahan bahan organik, kompos, pupuk kandang atau pupuk hijau ke dalam tanah.

7. Penggunaan bibit tanaman yang sesuai dengan kondisi iklim dan tanah pada lahan yang akan ditanami.


III. Dunia Effective Microorganisms

Dalam penelitiannya yang lebih dari sepuluh tahun tersebut ditemukanlah suatu ramuan mikroorganisme tanah yang efektif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, yang diberi nama Effective Microorganisms (EM) tersebut dapat mengubah kondisi biologis tanah dari penyakitan (soil borne disease) menjadi tanah penekan penyakit (disease suppressive soils), tanah Zymogenik (Zymogenic soils) dan tanah sintetik (synthetic soils).

Pada kondisi tanah tersebut tanaman mampu mengekspresikan kemampuan pertumbuhan dan produksinya secara optimal. Bahan organik di dalam tanah di fermentasikan (bukan di uraikan) oleh EM menghasilkan gula alkohol asam amino dan asam organik lainnya yang langsung dapat diserap oleh perakaran tanaman.

Rupanya dengan sintesa filosofi pertanian Mokichi Okada dan hasil penemuan Teruo Higa dapat membuka cakrawala baru dalam dunia pertanian yaitu bagaimana menghasilkan produk pertanian untuk kehidupan umat manusia tanpa harus mengahncurkan kehidupan di alam.

Senin, 29 Juni 2009

Perkembangan Teknologi EM di Indonesia

Usaha pengembangan Teknologi EM di Indonesia dilakukan sejak tahun 1990, oleh Indonesia Kyusei Nature Farming Societis (IKNFS) dengan Pimpinannya Ir. G.N. Wididana M.Agr yang juga merupakan salah satu murid dari Prof. Dr. Teruo Higa. IKNFS adalah lembaga non pemerintah yang bergerak dalam bidang penelitian dan pengembangan pertanian akrab lingkungan dan berkelanjutan.

Pengembangan Teknologi EM di Indonesia dilakukan melalui :

1. Penelitian dasar terapan yang dilakukan oleh peneliti dari berbagai lembaga
peneltian swasta dan pemerintah

2. Penerbitan informasi Teknologi EM dalam bentuk brosur, leflet, buku dan jurnal
ilmiah secara berkala

3. Mengadakan seminar dan pertemuan ilmiah lainnya yang diselenggarakan oleh lembaga
penelitian dan universitas

4. Mengadakan pelatihan dan pendidikan kepada petani, penyuluh pertanian dan guru
pertanian

5. Mengadakan kerjasama antara lembaga pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan
dan pelatihan kepada petani dan generasi muda dalam bidang pertanian

6. Mengadakan demonstrasi lapangan dan petak petak percobaan tentang penerapan
tentang Teknologi EM yang dilakukan oleh petani.

7. Mengadakan studi banding ke Pusat Pelatihan Kyusei Nature Farming di Saraburi
Thailand, yang dilakukan oleh petani dan penyuluh pertanian

8. Mengadakan studi banding ke daerah-daerah penerapan Teknologi EM di Jepang yang
dilakukan oleh pengambil keputusan

9. Mengadakan pelatihan tentang Teknologi EM di IPSA (Institut Pengembangan
Sumberdaya Alam) di Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Materi
yang dipelajari adalah Teknologi EM di bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan,
Lingkungan, Industri, dan Kesehatan

Dalam usaha pengembangan Teknologi EM, IKNFS bekerjasama dengan instansi lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat, Instansi Pemerintah, Universitas, Lembaga-lembaga penelitian, Kelompok tani, Pemerintah pertanian dan lingkungan dan lain-lainnya.