Kiat Hemat Belanja Pangan Organik
Monday June 30th 2008, 2:19 pm
Filed under: Uncategorized
KOMPAS. Jumat, 11 April 2008 | 11:17 WIB
Kekhawatiran akan isu penggunaan formalin, pestisida, zat pewarna, serta rekayasa genetika pada produk pangan, membuat produk organik semakin populer. Sayangnya harga produk pangan organik relatif mahal, sehingga hanya mereka yang berpenghasilan tinggi saja yang menjadi konsumennya.
Namun tak perlu khawatir, meski bujet terbatas Anda tetap bisa mengonsumsi produk makanan sehat. Ini dia tipsnya:
1. Belilah produk pangan organik di pasar tradisional sehingga Anda bisa mendapatkan harga lebih rendah daripada di supermarket.
2. Ingin membeli makanan organik dengan harga murah? Datanglah menjelang jam tutup toko. Masakan organik selalu dimasak tanpa menggunakan bahan pengawet, sehingga tidak bisa disimpan lama. Biasanya toko akan menjualnya setengah harga daripada menyimpannya.
3. Jangan segan bertanya pada kenalan, tetangga, atau saudara, yang sudah lebih dulu menjadi konsumen pangan organik. Mereka pasti tahu di mana membeli produk organik dengan harga murah.
4. Pelajari daftar belanja Anda. Pilah-pilah jenis bahan makanan apa yang sebaiknya merupakan produk organik, tidak harus seluruhnya. Misalnya jika Anda merasa khawatir dengan penggunaan pemutih pada beras, pilih beras organik. Memasukkan satu-dua item produk organik daripada tidak sama sekali.
5. Manfaatkan kupon potongan harga.
Saat ini produk pangan organik terus dipopulerkan. Sejumlah hipermarket bahkan secara berkala memberikan potongan harga pada beberapa produk organik yang dijualnya. Manfaatkan kesempatan tersebut untuk mendapatkan produk pangan yang sehat.
6. Tanam sendiri
Menanam sayuran tak selalu harus dilakukan di lahan yang luas. Di halaman depan rumah atau di pot pun bisa. Anda bisa mencoba dengan jenis sayuran yang mudah ditanam, misalnya cabai, tomat, seledri, atau selada. Gunakan media tanam yang sesuai dan hindari pestisida dalam perawatannya. Lalu nikmati panen pangan organik dari ‘kebun’ sendiri.
Jumat, 07 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar