Membangun Kejayaan Teh dan Kopi
Thursday August 21st 2008, 12:02 pm
Filed under: Uncategorized
KOMPAS - Rabu, 20 Agustus 2008 | 08:05 WIB
Bondan Winarno
Di antara Temanggung dan Wonosobo, saya termangu dua kali. Di Desa Rowoseneng, dekat Temanggung, ada sebuah biara Katolik di tengah kebun kopi yang sangat luas. Tempat ini dikenal oleh umat Katolik yang menjadikannya sebagai tempat retret. Kopi dari Rowoseneng juga terkenal di kalangan penggemar kopi.
Beberapa belas kilometer dari Rowoseneng, di sebuah desa bernama Tambi, ada pula sebuah perkebunan teh yang luas. Perkebunan ini sudah mulai beroperasi sejak zaman Hindia-Belanda dulu. Bahkan, selain teh, di kebun ini dulu juga ditanam banyak pohon kina. Maklum, malaria saat itu sedang mewabah di dunia, dan pil kina diperlukan dalam jumlah besar.
Ada beberapa hal yang membuat saya termangu dengan nurani terusik. Pertama, di Rowoseneng saya melihat puluhan pekerja perempuan pemanen kopi yang harus berjalan beberapa kilometer mendaki dan menuruni bukit dengan memanggul karung berisi buah kopi seberat rata-rata 60 kilogram. Ada sentuhan kasih Katolik yang tampak di sana. Semua perempuan itu mengenakan sepatu kets seragam.
(more…)
Jumat, 07 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar