Kamis, 18 Juni 2009

TEKNOLOGI EM (Effective Microorganisms) DIMENSI BARU DALAM PERTANIAN MODERN

Pembangunan pertanian secara alami dan akrab lingkungan telah lama dikembangkan di Jepang dengan tujuan untuk menghasilkan bahan makanan yang aman serta bebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun. Pembangunan pertanian alami ini semula hanya menerapkan sistem pertanian organik, tetapi ternyata hasilnya relatif sedikit atau mempunyai produktivitas rendah.

Dalam tahun 1980-an, Prof. Dr. Teruo Higa dari University of The Ryukyus, Okinawa, Jepang memeperkenalkan konsep EM atau Effective Microorganisms (EM) setelah mengadakan penelitian hampir 20 tahun tentang kehidupan microorganisme. Dalam penelitian tersebut sekelompok mikroorganisme effective yang bermanfaat oleh Prof. Dr. Teruo Higa telah dikembangkan dan digunakan sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menimbulkan penyakit dan memperbaiki effisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman yang kemudian disebut dengan Effective Microorganims yang disingkat EM.

Teknologi EM merupakan bioteknologi yang dikembangkan sejalan dengan prinsip-prinsip pertanian yang berwawasan lingkungan, mengurangi atau menekan penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan memanfaatkan sistem alami untuk meningkatkan produktivitas tanah, mengurangi biaya produksi serta menghasilkan bahan pangan yang tidak terkontaminasi bahan kimia.

Alternatif baru ini di dasarkan pada penggunaan hasil-hasil alami seperti limbah hasil panen dan pupuk kandang. EM (Effective Microorganisms) yang dicampur dengan limbah bahan organik dapat dimasukkan kembali ke dalam tanah sebagai pupuk untuk meningkatkan kualitas tanah. EM bertindak sebagai agen pengendali secara biologis dengan cara menghambat efek fitopatogenik mikroorganisme tanah dan memfasilitatori dekomposisi senyawa beracun di dalam tanah. Teknologi yang menggabungkan berbagai mikroorganinme menguntungkan ini dapat digunakan untuk meningkatkan penganekaragaman biologi tanah, meningkatkan kualitas air, mengurangi kontaminasi tanah dan merangsang penyehatan dan pertumbuhan tanaman yang semua ini berarti meningkatkan hasil

Menurut Matsumoto, Y., (1993) Prinsip-prinsip pertanian alami yang dijadikan acuan dalam pengembangan teknologi EM adalah bahwa teknologi ini harus :
1. Menghasilkan bahan makanan yang aman dan bergizi untuk peningkatan kesehatan
manusia.
2. Secara ekonomis dan spiritual bermanfaat bagi petani dan produsen maupun bagi
konsumen.
3. Berkelanjutan dan dapat secara mudah dilakukan oleh setiap orang.
4. Melestarikan lingkungan.
5. Menghasilkan bahan makanan berkualitas tinggi yang cukup bagi penduduk yang
terus bertambah.

Teknologi EM dianggap sebagai dimensi baru dalam pertanian modern, sehingga didirikan Pusat Penelitian EM yaitu International Nature Farming Research Centre (INFRC) yang berpusat di ATAMI, Jepang. Pada Tahun 1989 diadakan suatu Konferensi International untuk memperkenalkan Teknologi EM ke wilayah Asia Pasific dan dalam Konferensi tersebut di bentuk APNAN (Asia Pasific Natural Agriculture Network)yang bertujuan membentuk jaringan International antara para ilmuwan dalam wilayah Asia Pasific, dalam rangka peningkatan penelitian, pendidikan, praktek dan teknologi pertanian alami yang akrab lingkungan. Kegiatan-kegiatan APNAN didasarkan pada prinsip-prinsip pertanian alami dan Teknologi EM. APNAN beranggotakan 15 negara di Asia Pasific, anatara lain Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Korea Selatan, Myanmar, Srilangka, Pakistan, India, Bangladesh, Bhutan, Nepal, Laos, New Zeland, Australia, dan Jepang.

Pada tahun 1991 di Brazil dibentuk Organisasi SANAN (South American Nature Agricultural Network), yaitu organisasi negara-negara Amerika Latin atau Amerika Selatan yang bergerak dalam bidang pertanian alami dengan Teknologi EM. Organisasi SANAN menyelenggrakan penelitian di beberapa negara anggota tentang sistem pertanian dengan biaya rendah (Low Input Farming System) yaitu dengan menggunakan Effective Microorganisme (EM) untuk memudahkan penerapan sistem pertanian alami sekaligus meningkatkan produksi.

Sejalan dengan pengaruh yang sangat positif dari Teknologi EM bagi pengembangan pertanian, maka banyak sekali badan atau lembaga penelitian yang mendukung pengembangannya teknologi ini antara lain adalah NFRD (Nature Farming Research and Development Foundation) yang berpusat di Santa Rosa Road California, Mokichi Okada Foundation nature Farming Departemen, berpusat Sao Paulo Brazil, Kyusei Nature Farming Societis yang berpusat di Jepang, Thailand Nature Farming Promotion, Association berpusat di Thailand, Korea Nature Farming Research Center yang berpusat di Kwonsonku, Korea Selatan, EMRO (Effective Microorganisms Research Organisation) berpusat di Jepang, dan lain-lain. EMRO adalah organisasi penelitian dan pengembangan Teknologi EM dan anggotanya lebih dari 30 negara. EMRO membiayai proyek penelitian dan penerapan Teknologi EM dalam skala yang luas, mensponsori seminar dan konferensi International tentang hasil-hasil penelitian Teknologi EM. (Dr. Ir. G.N. Wididana dan Ir. Muntoyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar