Kualitas Jeruk Meningkat Berkat EM4
Oct 27th, 2009 • Category: News
petani_em.jpg
Dataran tinggi di Kecamatan Kintamani, Bangli merupakan salah satu sentra perkebunan tanaman sayur dan buah-buahan. Banyak hasil produksi tanaman hortikultura yang terkenal dan diminati masyarakat. Kualitas hasil yang bagus tak lepas dari perawatan maksimal yang dilakukan oleh petani. Sebagian besar petani tersebut tidak menggunakan bahan kimia dalam perawatan tanamannya. Karena kondisi tanah yang sudah gembur dan tidak membutuhkan penanganan yang sulit.
Hal tersebut ternyata tidak sama dengan yang menimpa Kadek Aryawan (30). Perkebunan jeruk yang sudah lama dikelola turun temurun dari orang tuanya mulai menurun kualitasnya. Karena hasil panen tidak maksimal, kebun jeruk yang berada di desa Bonyoh, Kintamani ini sudah mengalami tiga kali pembongkaran. Menurut Kadek Aryawan, tanah tersebut dulunya menggunakan bahan kimia dalam perawatannya. Sehinga kegemburannya sudah mulai hilang, akibatnya tanaman jeruk banyak yang mati. Hampir putus asa dengan tanaman jeruk yang tidak berproduksi, Aryawan nyaris hendak membongkar lagi kebunnya. Tapi kemudian mendapat informasi dari temannya yang juga petani jeruk, untuk menggunakan larutan EM4 dalam merawat tanaman.
Perawatan dengan teknologi EM4 mulai diterapkan Aryawan sejak lima bulan terakhir ini. EM4 digunakan sebagai bahan fermentasi urin dan kotoran sapi yang kemudian disiramkan ke tanaman sebagai pupuk. Lahan seluas 2 hektar dengan lebih dari seribu pohon jeruk, membutuhkan larutan EM4 sebanyak lima liter per pohonnya. Perlakuan ini sudah dilakukan Aryawan selama lima bulan. Meskipun baru bulan Juni nanti prediksi panennya, tapi sudah dapat dilihat kualitas tanamannya sangat bagus. Pohon jeruk tumbuh subur, buah dan daun lebat, warnanya juga mengkilap. “Pohon yang awalnya hampir mati, setelah pakai EM4 selama lima bulan ini, hasilnya mulai kelihatan. Semoga panen depan bisa mendapatkan hasil yang maksimal,”ungkap Aryawan berseri-seri.
Pengalaman hampir sama juga terjadi pada Ketut Kanten (45) yang juga petani jeruk di desa Pule, Kintamani. Bedanya, Kanten sudah 2,5 tahun ini menggunakan pupuk cair dari campuran larutan EM4 kotoran dan urin sapi. Terlihat jelas hasilnya dengan menggunakan EM4 ini, ungkap Kanten, dibanding tanaman yang tidak menggunakan. Tanpa EM4 tanaman menjadi kerdil, buah dan daun tidak lebat, hasilnya juga tidak maksimal dan rasanya pun kurang manis segar. Lahan seluas 60 are dengan populasi pohon jeruk sebanyak 600 pohon, Kanten sudah hampir tiga kali mengalami panen. Panen pertama buahnya masih kecil tapi sudah kuning dan rasanya asam. Panen kedua setelah pakai EM4, hasilnya 5 ton buah jeruk laku di pasaran. “Saya yakin panen ketiga hasilnya akan jauh lebih baik dan banyak pengepul yang akan mencari. Karena jeruk saya kualitasnya lebih bagus daripada yang lain,”pungkas Kanten.
Perawatan dengan menggunakan pupuk organic bak terapi yang mesti diberikan untuk tanah yang sakit. Meskipun hasil tidak langsung bisa dilihat, tapi menjaga keseimbangan alam perlu dijaga. Agar terjadi kesinambungan antara hasil dengan kesehatan tanah dan lingkungan.
Selasa, 25 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar