Kamis, 07 April 2011

EM Forum Edisi 1 - H. Rano Karno - Hidup Harmoni Dengan Alam




Hidup Harmoni Dengan Alam

H. Rano Karno


Hidup terasa indah jika menyatu dengan alam. Harmoni yang selaras dengan alam merupakan keyakinan tentang kebahagiaan. Apalagi menjaga alam merupakan kewajiban manusia yang diciptakan Sang Pencipta sebagai khalifah diatas muka bumi ini.

Jika ada orang bisa bicara dengan tumbuh-tumbuhan salah satunya adalah aktor terkenal yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati Tangerang (priode 2008 – 2013) H. Rano Karno. Apa iya? Tentu saja dalam perspektif mencintai alam. Bagi Rano, ini bentuk dari perhatiannya kepada tumbuh-tumbuhan dan alam sekitar, karena makhluk Tuhan itu membantu manusia, memproses dan menyalurkan oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup lainnya.
Sebelum menjadi birokrat, Rano merupakan duta lingkungan hidup di Indonesia yang ditetapkan UNICEF, setelah direkomendasi Prof Dr Emil Salim, Mantan Menteri Kesehatan (alm) Prof. Dr. Adhyatma, Ibu Prof. Singgih, Ibu Prof Murprawoto.
Memang, kepedulian pria yang akrab di panggil ‘Bang Doel’ ini, tak perlu diragukan lagi. Komitmennya dalam soal lingkungan, diaktualisasikan dengan mencanangkan setiap minggu sebagai hari lingkungan di Tangerang. Tak hanya sekedar mengundang LSM dan para pakar untuk berdiskusi soal lingkungan, tetapi aktor film ini, juga melakukan sosialisasi tentang bagaimana menjaga lingkungan agar tercipta harmoni dengan alam. ’’Sudah saatnya kita ubah mindset masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan terutama soal mengolah sampah ,’’katanya.
Begitu juga terhadap pengelola industri yang menjamur di Kota Tangerang. Tampaknya, Rano mampu mewujudkan perubahan kondisi lingkungan. Hasilnya sekarang di kalangan industri mulai timbul kesadaran untuk memperhatikan lingkungan kota yang terkenal sebagai daerah sejuta industri ini.
Rano memang mengidamkan Kali Cisadane terhindar dari limbah pabrik yang berada di sekitarnya karena rencananya akan menjadikan sungai terpanjang di wilayah itu sebagai salah satu obyek wisata andalan. ‘’Jika Kali Cisadane bersih tanpa mengandung limbah pabrik tentu mustahil, tapi bila dikurangi hingga tampak jernih maka dapat menjadi obyek wisata bahari yang dapat dibanggakan,’’ tuturnya.
Soal pencemaran polusi, Rano akan berusaha untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan yang telah melebihi kapasitas yang ada di wilayah tersebut agar udara bersih dan nyaman serta layak dihirup penduduk.
Suami dari Hj. Dewi Indriati sekarang ini sebagai pejabat negara, memang bertugas di bidang-bidang seperti pemuda olahraga, pemberdayaan wanita dan urusan lingkungan. Membangun Tangerang juga menjadi tantangan tersendiri, karena Rano mengakui, masih ada ¾ wilayah kabupaten Tangerang yang belum dibangun secara maksimal, padahal potensinya cukup besar.
Karena komitmennya yang tinggi terhadap lingkungan, putra dari bintang film Sukarno M Noer ini, dinilai banyak pihak mampu mewujudkan perubahan kondisi lingkungan masyarakat terutama Kabupaten Tangerang. Pasalnya, iklan layanan masyarakat yang tergambar sangat membumi itu, dinilai UNICEF sangat sukses. Di mata Kepala Perwakilan UNICEF untuk Indonesia - Malaysia Stephen J Woodhouse, pria kelahiran Jakarta, 8 Oktober 1960 ini, sangat berhasil menjalankan tugasnya sebagai duta UNICEF.
Selain itu, masalah kebersihan menyangkut sampah juga mendapatkan perhatian serius akibat adanya sampah pabrik dan rumah tangga yang mencemari lingkungan. Dan Rano ingin menjadikan kompos. Tak tanggung-tanggung, kunjungan pertama ke masyarakat sejak ia dilantik menjadi Wakil Bupati Tangerang, memberi penyuluhan kepada warga perumahan Vila Bintaro Indah mengenai cara membuat pupuk tanaman atau kompos.
‘’Saya ubah persepsi masyarakat tentang sampah. Bahwa sampah adalah uang jika mampu mengelolanya dengan tepat, dengan menjadikannya sebagai kompos,” kata Rano yang memberi penyuluhan selama 1,5 jam kepada sekitar 1.000 keluarga, lengkap dengan mesin penghancur sampah organik waktu itu.
Rano juga meminta ibu-ibu rumah tangga yang disebutnya sebagai ‘manajer’ dalam urusan sampah, memilah-milah sampah terlebih dahulu sebelum dibuang, yakni sampah organik berupa limbah makanan dan tanaman serta limbah anorganik berupa plastik. Limbah organik diolah sendiri menjadi kompos, sedangkan yang anorganik dikumpulkan untuk dijual kepada pengepul.
‘’Beberapa tahun sebelum saya jadi wakil bupati, saya sudah menjadi praktisi penghijauan dengan membuat kompos sendiri dan memelihara tanaman sendiri,” kata Rano yang diundang pada Konferensi Pemanasan Global di Bali beberapa waktu lalu karena kiprahnya di bidang pemeliharaan lingkungan.
‘’Sekarang ini bersama seluruh birokrasi dan warga Tangerang, saya ingin mengembangkan pluralisme yang sehat bagi kabupaten Tangerang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan eko sistem lingkungan yang seimbang. Dengan demikian, situasi sosial, ekonomi dan politik di Tangerang sebagai salah satu kawasan penyanggah Jakarta, bisa bersinergi dengan ibu kota Jakarta. Bukan sebaliknya, menjadi ancaman bagi Jakarta karena silang sengketa, kerusakan lingkungan dan kemiskinan yang mengalir dari Tangerang ke Jakarta.
‘’Cita-cita saya menjadi wakil bupati ini, memang ingin memberi perhatian pada lingkungan, hutan dan taman kota, pengembangan komunitas yang memiliki tradisi pluralisme dan kemampuan produktif yang tinggi, pendidikan dasar, serta memelihara eko sistem daerah yang seimbang. Seimbang antara pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar